Tampilkan postingan dengan label Kab. Gowa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kab. Gowa. Tampilkan semua postingan

Jumat, 15 Februari 2013

KABUPATEN GOWA




  KABUPATEN GOWA


Kabupaten Gowa dengan Ibu Kota Sungguminasa memiliki luas wilayah sebesar 1.883,33 Km², dengan topografi yang berupa perbukitan, pegunungan, lembah dan sungai. Wilayah terluas berada di dataran tinggi (72,26 %) dan sisanya (27,74 %) berada di dataran rendah. Kabupaten ini memiliki enam gunung dan yang tertinggi adalah Gunung Bawakaraeng. Daerah ini juga dilalui 15 sungai dimana Sungai Jeneberang adalah sungai yang paling panjang dengan luas daerah aliran sungainya yaitu 881 Km2, dan pada daerah pertemuannya dengan Sungai Jenelata dibangun Waduk Bili-bili. Keuntungan alam ini menjadikan Gowa kaya akan bahan galian, di samping tanahnya yang subur. Kecamatan yang memiliki luas wilayah paling luas yaitu Kecamatan Tombolo Pao yang berada di dataran tinggi, dengan luas 251,82 Km2 (13,37 % dari luas wilayah Kabupaten Gowa). Sedangkan kecamatan yang luas wilayahnya paling kecil yaitu Kecamatan Bajeng Barat, dimana luasnya hanya 19,04 Km2 (1,01 %). *** Tahukah Anda Pada tahun 2009 tercatat telah terjadi 460 kali gempa bumi di Kabupaten Gowa, yang terdiri dari 257 gempa lokal dan 203 gempa teleseismic Terletak pada koordinat antara 5°33’6” - 5°34’7” Lintang Selatan dan 12°38’6” - 12°33’6” Bujur Timur, Gowa mempunyai suhu udara antara 25°C - 30°C pada dataran rendah.dan antara 18°C - 24°C pada dataran tinggi dengan curah hujan perbulan 237,75 mm. ***Tahukah Anda 17,28% dari luas wilayah Kabupaten Gowa pada tahun 2009 merupakan lahan sawah

Kabupaten Gowa kaya akan hasil-hasil pertambangannya, terutama bahan galian golongan C. Pasir, batu gunung, batu kali, sirtu dan bahan galian lainnya yang digunakan di beberapa kabupaten terdekat merupakan hasil dari kabupaten ini. Produksi Bahan Galian Golongan C, Pasir Tanah Urug Sirtu Batu Pecah Sumber: Dinas Pertambangan Kab. Gowa Meningkatnya produksi bahan galian ini dapat dilihat secara kasat mata dengan banyaknya infrastruktur yang dibangun beberapa tahun terakhir ini. Tidak saja yang berada di Kabupaten Gowa, tetapi juga pembangunan di kabupaten lain, terutama Kota Makassar. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2008, jumlah rumah tangga di Kabupaten Gowa yang menikmati penerangan listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) sekitar 89,40 persen dari total jumlah rumahtangga. Sedangkan selebihnya masih menikmati penerangan dari sumber penerangan selain yang berasal dari PLN. Pada Tahun 2008 jumlah pelanggan PLN tercatat sebanyak 92.976 dengan daya tersambung sebesar 79.830.210 VA. Sedangkan produksi listrik yang terjual tercatat sebesar 108.201.077 Kwh dengan nilai penjualan sebesar 66.067 milyar rupiah. Sementara itu, jumlah pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gowa dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada Tahun 2009 jumlah pelanggan tercatat sebanyak 12.954 dengan nilai air minum yang disalurkan sebesar 664.306.000 rupiah. Jumlah pelanggan ini terjadi kenaikan dibanding Tahun 2008, atau meningkat sekitar 1,88 persen. Dari jumlah pelanggan yang tercatat pada Tahun 2009, terlihat bahwa distribusi air minum yang disalurkan oleh PDAM sebagian besar digunakan untuk keperluan rumahtangga mencapai 85,55 persen.


Kabupaten Gowa banyak memiliki tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, seperti kawasangan pegunungan Malino, Bendungan Bili-bili, rumah adat Balla Lompoa dan makan raja-raja Gowa. Letak Kabupaten Gowa yang berbatasan langsung dengan ibukota propinsi membuat daerah ini sering dikunjungi oleh wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, terutama pada akhir pekan atau hari libur. Hotel dan akomodasi sebagai salah satu sarana penunjang obyek wisata merupakan hal yang perlu diperhatikan di daerah wisata. Jumlah hotel dan akomodasi lainnya di Kabupaten Gowa pada tahun 2009 sebanyak 19 buah, dimana sebagian besar adalah hotel kelas melati.  Semua hotel dan akomodasi tersebut berada di daerah wisata Malino, Kecamatan Tinggi Moncong. Selama kurun waktu 2004 sampai 2009, jumlah hotel bertambah 4 buah.  Seiring dengan jumlah hotel yang bertambah, jumlah kamar yang tersedia juga meningkat, meskipun tidak banyak. Dari 300 kamar pada tahun 2004 menjadi 352 kamar pada tahun 2009, atau rata-rata naik 3,5 persen pertahun. Sedangkan jumlah tamu yang menginap selama tahun 2009 meningkat 81,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.